NAMA:
Cepy Wildan Anwar
KELAS:
MKS V A
NIM:
1133070039
MATAKULIAH:
Analisis Laporan Keuangan Syariah
DOSEN:
Adi Santika, S.Si., M.M
Pertanyaan
1. Jelaskan
dua alasan mengapa laporan laba rugi berdasarkan akuntansi akrual lebih berguna
untuk menganalisis kinerja usaha dibandingkan dengan laporan laba rugi
berdasarkan arus kas?
2. Apa
perbedaan dari biaya historis dan nilai wajar serta apa kekurangan dan
kelebihan dari biaya historis dan nilai wajar tersebut?
3. Jelaskan
mengapa keseragaman dalam akuntansi akan memiliki dampak dapat dibandingkan?
4. Coba
cari laporan keuangan perusahaan jasa atau industri dan ambil salah satunya
dari laporan keuangan tersebut coba anda hitungdan interpretasikan rasio
keuangan perusahaan tersebut.
Jawaban
1.
Karena
informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya
memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas saat ini
dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang dibatasi oleh
aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas.
Akuntansi akrual menimbulkan reaksi yang sama kuat dari penentangnya.
Bagi para penentangnya, akuntansi akrual merupakan kombinasi dari aturan yang
rumit dan tidak sempurna yang menghalangi tujuan laporan keuangan-menyajikan
informasi mengenai arus kas dan kapasitas untuk menghasilan kas.
2.
Historical
Cost Principle adalah prinsip yang menghendaki digunakannya harga perolehan
dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya. Yang dimaksud dengan-harga
perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang
tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi
di antara dua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada
seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang,
modal atau transaksi lainnya.
Sedangkan Fair Value adalah Berdasarkan FASB Concept Statement No.7
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima
dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi
yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran.
IAI dalam buletin teknis no.3, Paragraf PA84 manyatakan bahwa: Dasar
dari definisi fair value adalah asumsi bahwa entitas merupakan unit yang akan
beroperasi selamanya tanpa ada intensi atau keinginan untuk melikuidasi, untuk
membatasi secara material skala operasinya atau transaksi dengan persyaratan
yang merugikan.
Dengan demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima
atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang
dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang
wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.
Kelemahan historical cost menurut Muljono yang dikutip dari Kodrat
antara lain:
·
Adanya
pembebanan biaya yang terlalu kecil karena pendapatan untuk suatu hal tertentu
pada saat tertentu akan dibebani biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang
yang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat pencatatan
terjadinya biaya tersebut,
·
Nilai
aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila
dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di samping itu
juga terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan pasiva dalam
valuta asing yang dikuasai persahaan sehingga mengalami kesulitan dalam
perhitungan selisih kurs yang tepat,
·
Alokasi
biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan
mengakibatkan laba dihitung terlalu besar
·
Laba/rugi
yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada
asumsi adanya stable monetary unit tersebut tidaklah riil apabila diukur dengan
perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung,
·
Perusahaan
tidak akan memperahankan real-capital-nya dan ada kecenderungan terjadinya
kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak perseroan dan
pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya,
·
Menyalahi
mathematical principle karena berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan
menjadi satu.
·
akan
timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan apabila harus mendasarkan
pada laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi adanya stable monetary
unit.
Kelebihan Historical
cost:
·
Historical
cost relevan dalam membuat keputusan ekonomi
·
Historical
cost berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya, tidak pada kemungkinan.
·
Selama
sejarah, laporan keuangan yang menggunakan historical cost sangat
berguna.
·
Pengertian
terbaik mengenai konsep keuntungan adalah kelebihan dari harga jual dari
historical cost.
·
Akuntan
harus menjaga integritas datanya dari modifikasi internal
·
Seberapa
bergunanya laporan keuangan tergantung dari current cost atau exit price
·
Perubahan
dalam harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.Terjadi
ketidakcukupan data dalam membenarkan penolakan historical cost accounting.
Kelemahan Fair Value
Menurut Tim Krumwiede
(2008;38) terdapat berapa kritik penting terhadap fair value:
·
Meskipun
bermaksud baik namun perkiraan manajemen tentang fair value bisa menjadi salah
pada luas berbagai prediksi dan asumsi yang salah.
·
Oportunistik
dan ketidakjujuran manajemen dapat mengambil keuntungan dari penilaian dan
estimasi yang digunakan dalam proses manipulasi dan mengurutkan angka pada
hasil dalam angka pendapatan yang diinginkan.
Kelebihan Fair Value
·
Investor-investor
berkaitan dengan nilai, bukan biaya, maka melaporkan fair value
·
Dengan
berlalunya waktu, harga historis jadinya tidak relevan di dalam menaksir posisi
keuangan suatu entitas. Harga menyediakan informasi terbaru sekitar nilai dari
aset-aset.
·
Akuntansi
fair value melaporkan aset dan kewajiban dalam cara yang ekonomis akan
memperhatikan mereka; fair value mencerminkan unsur pokok ekonomi yang
benar.
·
Akuntansi
fair value melaporkan economic income: seturut diterima secara luas defenisi
Hicksian dari pendapatan sebagai perubahan dalam kekayaan, perubahan dalam fair
value dari aset bersih pada neraca menghasilkan pendapatan. Akuntansi fair
value adalah solusi kepada permasalahan akuntan dalam pengukuran pendapatan,
dan lebih disukai dibanding ratusan peraturan yang mendasari pendapatan
historical cost .
3. Karena
keseragaman dalam akuntansi internasional dan akuntansi nasional memiliki cara
yang berbeda dalam menentukan kebijakan akuntansi. Keseragaman dapat
dibandingkan karena distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali
administrasi oleh pemerintah pusat, keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan
dan penyajian dapat mempermudah perancang pemerintah, autoritas dan bahkan
manajer. Untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh
jenis binsnis, dan keseragaman ini digunakan di negara-negara dengan
keterlibatan negara besar dalam perencanaan ekonomi dimana akuntansi digunakan
antara lain untuk mengukur kinerja, mengalokasi sumber daya, mengumpulkan pajak
dan mengendalikan harga, contoh negara perancis.
4. Rasio
Likuiditas Bank terdiri atas:
· Quick
Ratio
· Investing
policy ratio
· Banking
Ratio
· Assets
To Loans
· Cash
Ratio
· Loan
To Deposit Ratio
Rasio
Solvabilitas Bank
· Primary
Ratio
· Risk
Assets Ratio
· Capital
Ratio
· Capital
Adequacy Ratio
Rasio
Rentabilitas Bank
·
Gross Profit Margin
·
Net Profit Margin
·
Return On Equity Capital
·
Rate Return on Loans
·
Interest Margin on Earning Assets
·
Interest Margin on Loans
·
Leverage Multiplier
·
Assets Utilization
·
Interest Expense Ratio
·
Cost Of Fund
·
Cost of Money
·
Cost of Loanable Fund
=3,4%
·
Cost of Operable Fund
= 11,2%
·
Cost of Efficiency
PT
BANK DEPATI AMIR
LAPORAN
LABA/RUGI
31
DESEMBER 2007
Aktiva
1.
Kas Rp. 45.600.000
2.
Rekening Giro pada Bank Indonesia Rp. 320.400.000
3.
Rekening Giro pada Bank-Bank lain Rp. 110.000.000
4.
Wesel, cek, dan tagihan lainnya Rp. 4.750.000
5.
Efek-efek Rp. 80.000.000
6.
Deposito berjangka Rp. 150.000.000
7.
Pinjaman yang diberikan Rp.
1.250.000.000
8.
Aktiva dalam valuta Asing
a.
Likuid Rp. 330.000.000
b.
Pinjaman yang diberikan Rp. 540.000.000
c.
Lainnya Rp. 400.000.000
9.
Penyertaan Rp. 5.250.000
10. Benda
tetap/inventaris Rp. 44.000.000
11. Rupa-rupa Rp. 60.000.000
Jumlah Aktiva Rp.3.340.000.000
Passiva
1.
Rekening Giro Rp. 835.500.000
2.
Tabungan Rp. 150.250.000
3.
Deposito berjangka Rp. 340.500.000
4.
Kewajiban yang segera dibayar lainnya Rp. 40.750.000
5.
Pinjaman yang diterima Rp. 510.000.000
6.
Setoran jaminan Rp 14.000.000
7.
Kewajiban dalam valuta asing
a.
Segera dapat dibayar Rp. 725.500.000
b.
Lainnya Rp. 405.250.000
8.
Rupa-rupa Rp. 50.000.000
9.
Modal
a.
Modal disetor Rp. 750.000
b.
Dana setoran modal Rp. 65.000.000
10.
Cadangan umum Rp. 14.000.000
11.
Cadangan lainnya Rp. 95.000.000
12.
Sisa laba tahun lalu Rp. 21.500.000
13.
Laba tahun berjalan Rp. 72.000.000
Jumlah passiva Rp.
3.340.000.000