bintang

Thursday 28 January 2016

tugas analisis laporan keuangan

NAMA: Cepy Wildan Anwar
KELAS: MKS V A
NIM: 1133070039
MATAKULIAH: Analisis Laporan Keuangan Syariah
DOSEN: Adi Santika, S.Si., M.M
Pertanyaan
1.      Jelaskan dua alasan mengapa laporan laba rugi berdasarkan akuntansi akrual lebih berguna untuk menganalisis kinerja usaha dibandingkan dengan laporan laba rugi berdasarkan arus kas?
2.      Apa perbedaan dari biaya historis dan nilai wajar serta apa kekurangan dan kelebihan dari biaya historis dan nilai wajar tersebut?
3.      Jelaskan mengapa keseragaman dalam akuntansi akan memiliki dampak dapat dibandingkan?
4.      Coba cari laporan keuangan perusahaan jasa atau industri dan ambil salah satunya dari laporan keuangan tersebut coba anda hitungdan interpretasikan rasio keuangan perusahaan tersebut.
Jawaban
1.      Karena informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang dibatasi oleh aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas.

Akuntansi akrual menimbulkan reaksi yang sama kuat dari penentangnya. Bagi para penentangnya, akuntansi akrual merupakan kombinasi dari aturan yang rumit dan tidak sempurna yang menghalangi tujuan laporan keuangan-menyajikan informasi mengenai arus kas dan kapasitas untuk menghasilan kas.

2.      Historical Cost Principle adalah prinsip yang menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya. Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara dua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya.

Sedangkan Fair Value adalah Berdasarkan FASB Concept Statement No.7 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran.
IAI dalam buletin teknis no.3, Paragraf PA84 manyatakan bahwa: Dasar dari definisi fair value adalah asumsi bahwa entitas merupakan unit yang akan beroperasi selamanya tanpa ada intensi atau keinginan untuk melikuidasi, untuk membatasi secara material skala operasinya atau transaksi dengan persyaratan yang merugikan.
Dengan demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.

Kelemahan historical cost menurut Muljono yang dikutip dari Kodrat antara lain: 
·         Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu akan dibebani biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang yang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat pencatatan terjadinya biaya tersebut, 
·         Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di samping itu juga terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan pasiva dalam valuta asing yang dikuasai persahaan sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungan selisih kurs yang tepat,
·         Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar
·         Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada asumsi adanya stable monetary unit tersebut tidaklah riil apabila diukur dengan perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung, 
·         Perusahaan tidak akan memperahankan real-capital-nya dan ada kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya, 
·         Menyalahi mathematical principle karena berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi satu. 
·         akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan apabila harus mendasarkan pada laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi adanya stable monetary unit.

Kelebihan Historical cost: 
·         Historical cost relevan dalam membuat keputusan ekonomi 
·         Historical cost berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya, tidak pada kemungkinan.
·         Selama sejarah, laporan keuangan yang menggunakan historical cost sangat berguna. 
·         Pengertian terbaik mengenai konsep keuntungan adalah kelebihan dari harga jual dari historical cost.
·          Akuntan harus menjaga integritas datanya dari modifikasi internal 
·         Seberapa bergunanya laporan keuangan tergantung dari current cost atau exit price 
·         Perubahan dalam harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.Terjadi ketidakcukupan data dalam membenarkan penolakan historical cost accounting.
Kelemahan Fair Value
Menurut Tim Krumwiede (2008;38) terdapat berapa kritik penting terhadap fair value: 
·         Meskipun bermaksud baik namun perkiraan manajemen tentang fair value bisa menjadi salah pada luas berbagai prediksi dan asumsi yang salah. 
·         Oportunistik dan ketidakjujuran manajemen dapat mengambil keuntungan dari penilaian dan estimasi yang digunakan dalam proses manipulasi dan mengurutkan angka pada hasil dalam angka pendapatan yang diinginkan.
Kelebihan Fair Value
·         Investor-investor berkaitan dengan nilai, bukan biaya, maka melaporkan fair value 
·         Dengan berlalunya waktu, harga historis jadinya tidak relevan di dalam menaksir posisi keuangan suatu entitas. Harga menyediakan informasi terbaru sekitar nilai dari aset-aset. 
·         Akuntansi fair value melaporkan aset dan kewajiban dalam cara yang ekonomis akan memperhatikan mereka; fair value mencerminkan unsur pokok ekonomi yang benar. 
·         Akuntansi fair value melaporkan economic income: seturut diterima secara luas defenisi Hicksian dari pendapatan sebagai perubahan dalam kekayaan, perubahan dalam fair value dari aset bersih pada neraca menghasilkan pendapatan. Akuntansi fair value adalah solusi kepada permasalahan akuntan dalam pengukuran pendapatan, dan lebih disukai dibanding ratusan peraturan yang mendasari pendapatan historical cost .

3.      Karena keseragaman dalam akuntansi internasional dan akuntansi nasional memiliki cara yang berbeda dalam menentukan kebijakan akuntansi. Keseragaman dapat dibandingkan karena distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat, keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan dan penyajian dapat mempermudah perancang pemerintah, autoritas dan bahkan manajer. Untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis binsnis, dan keseragaman ini digunakan di negara-negara dengan keterlibatan negara besar dalam perencanaan ekonomi dimana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja, mengalokasi sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga, contoh negara perancis.
4.      Rasio Likuiditas Bank terdiri atas:

·      Quick Ratio
·      Investing policy ratio
·      Banking Ratio
·      Assets To Loans
·      Cash Ratio
·      Loan To Deposit Ratio
Rasio Solvabilitas Bank
·      Primary Ratio
·      Risk Assets Ratio

·      Capital Ratio
·      Capital Adequacy Ratio
Rasio Rentabilitas Bank
·      Gross Profit Margin
·      Net Profit Margin
·      Return On Equity Capital
·      Rate Return on Loans
·      Interest Margin on Earning Assets
·      Interest Margin on Loans
·      Leverage Multiplier
·      Assets Utilization
·      Interest Expense Ratio
·      Cost Of Fund
·      Cost of Money
·      Cost of Loanable Fund
=3,4%
·      Cost of Operable Fund
= 11,2%
·      Cost of Efficiency




PT BANK DEPATI AMIR
LAPORAN LABA/RUGI
31 DESEMBER 2007
Aktiva
1.      Kas                                                                       Rp.    45.600.000
2.      Rekening Giro pada Bank Indonesia                   Rp.  320.400.000
3.      Rekening Giro pada Bank-Bank lain                   Rp.  110.000.000
4.      Wesel, cek, dan tagihan lainnya                           Rp.      4.750.000
5.      Efek-efek                                                             Rp.    80.000.000
6.      Deposito berjangka                                              Rp.  150.000.000
7.      Pinjaman yang diberikan                                      Rp. 1.250.000.000
8.      Aktiva dalam valuta Asing
a.       Likuid                                                             Rp.  330.000.000
b.      Pinjaman yang diberikan                                Rp.  540.000.000
c.       Lainnya                                                          Rp.  400.000.000
9.      Penyertaan                                                            Rp.      5.250.000
10.  Benda tetap/inventaris                                         Rp.    44.000.000
11.  Rupa-rupa                                                             Rp.    60.000.000
Jumlah Aktiva                                                                              Rp.3.340.000.000
Passiva
1.    Rekening Giro                                                      Rp.  835.500.000
2.    Tabungan                                                             Rp.  150.250.000
3.    Deposito berjangka                                              Rp.  340.500.000
4.    Kewajiban yang segera dibayar lainnya               Rp.    40.750.000
5.    Pinjaman yang diterima                                       Rp.  510.000.000
6.    Setoran jaminan                                                   Rp     14.000.000
7.    Kewajiban dalam valuta asing
a.    Segera dapat dibayar                                       Rp.  725.500.000
b.    Lainnya                                                           Rp.  405.250.000
8.    Rupa-rupa                                                                        Rp.    50.000.000
9.    Modal
a.    Modal disetor                                                  Rp.        750.000
b.    Dana setoran modal                                        Rp.    65.000.000
10.          Cadangan umum                                             Rp.    14.000.000
11.          Cadangan lainnya                                           Rp.    95.000.000
12.          Sisa laba tahun lalu                                         Rp.    21.500.000
13.          Laba tahun berjalan                                         Rp.    72.000.000

Jumlah passiva                                                                             Rp. 3.340.000.000